25 February 2011

Tugas 1 Organisasi dan Metode (Soft Skill)

Tema:  Budaya Organisasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah :
Keinginan dan kebutuhan manusia di era globalisasi saat ini semakin kompleks saja, sehingga tidak mungkin dapat dipenuhi dengan usaha sendiri maka diperlukan wadah atau organisasi untuk merealisasikan kebutuhan dan keinginan yang ingin dicapai. Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu (Malayu 2003:121). 


Tujuan dari suatu organisasi itu harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba (business organization) ataukah untuk memberikan pelayanan (public organization). Organisasi akan mencapai tujuannya jika dikelola dengan baik. Hanya saja keberhasilan untuk mewujudkan suatu organisasi yang baik, efektif dan efisien, serta sesuai dengan kebutuhan, tidak lagi hanya ditentukan oleh keberhasilan penerapan prinsip-prisip organisasi. Akan tetapi terdapat faktor lain yang tidak tampak yang juga ikut menentukan keberhasilan organisasi, faktor tersebut adalah keberhasilan budaya organisasi yang dimilikinya.

Dalam kenyataannya organisasi itu lebih daripada sekedar rasionalitas. Organisasi dapat memiliki kepribadian juga seperti manusia pada umumnya. Ada yang kaku atau fleksibel, tidak bersahabat atau suka membantu, ada yang inovatif atau konservatif Budaya organisasi yang kuat akan menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri anggota organisasi sehingga mampu memotivasi untuk menampilkan kinerja yang paling memuaskan dan mencapai tujuan dari organisasi itu.

Dalam kehidupan bernegara, masyarakat sebagai warga negara membutuhkan suatu wadah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya baik itu yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Pemerintah selain berperan sebagai abdi negara, juga berperan sebagai abdi masyarakat. Peran inilah yang menugaskannya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa adanya diskriminasi.

Jika kita berbicara mengenai pelayanan publik, ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas pelayanan suatu birokrasi pemerintah baik itu yang bersifat internal organisasi seperti kewenangan diskresi, sikap yang berorientasi terhadap perubahan, budaya organisasi, etika organisasi, sistem intensif maupun semangat kerja sama. Sedangkan faktor eksternalnya antara lain budaya politik, dinamika dan perkembangan politik, pengelolaan konflik lokal, kondisi sosial ekonomi, dan kontrol yang dilakukan oleh masyarakat dan organisasi lembaga swadaya masyarakat. (menurut Agus Dwiyanto 2005:223)

Dalam rangka analisis mengenai kualitas pelayanan publik ini, penulis memilih untuk mengamati variabel budaya organisasi, dengan harapan bahwa perbaikan pelayanan dapat dilakukan setelah mengetahui.

Ada tiga masalah besar dalam pelayanan publik yaitu diskriminasi pelayanan, tidak adanya kepastian pelayanan dan rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik. Fakta bahwa pelayanan publik di Indonesia itu masih banyak yang menunjukkan kualitas yang buruk sering menjadi bahasan, baik itu secara lisan maupun tulisan. Kegagalan pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang menghargai hak dan martabat warga negara sebagai pengguna pelayanan mengakibatnya lemahnya legitimasi pemerintah bukan hanya di mata warga negaranya tetapi ini juga berdampak luas terhadap ketidakpercayaan pihak swasta dan pihak asing untuk menanamkan investasinya.

Salah satu penyebabnya adalah budaya birokrasi di Indonesia yang banyak mengadopsi budaya Jawa, yang hierarkis, tertutup, sentralis, dan mempunyai nilai untuk menempatkan pimpinan sebagai pihak yang harus dihormati. Selain itu sangat kental budaya dimana para pelayan publik itu memberikan pelayanan berdasarkan kedekatan hubungan.

Sudah sejak lama memang banyak kesan buruk yang disandang aparat pemerintah (sektor publik) dalam hal pelayanan. Hal ini antara lain dapat diindikasikan dari besarnya dana yang digunakan untuk membiayai aparatur pemerintah, namun hal itu ternyata tidak diimbangi dengan kualitas pelayanan yang maksimal. Ini menunjukkan bahwa budaya pelayanan pada instansi pemerintahan masih belum berorientasi pada kepuasan masyarakat selaku pelanggannya. Padahal masyarakat telah bersedia mengorbankan sebagian sumber dayanya untuk negara dengan membayar berbagai macam pungutan, baik pajak, retibusi dan sebagainya. Sudah sewajarnya jika masyarakat mengharapkan kepuasan (satisfaction) yang maksimal atas pelayanan yang diberikan oleh negara.

Budaya organisasi mencerminkan spesifikasi suatu organisasi sehingga berbeda dengan organisasi lainnya. Budaya organisasi ini melingkupi seluruh pola perilaku anggotanya dan menjadi pegangan bagi setiap individu dalam berinteraksi, baik di dalam ruang lingkup internal maupun eksternal.

Pembahasan

Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.(Schein, E. H. (en)Organizational Culture and Leadership)

Karakteristik budaya organisasi
1. Innovation and risk taking
2. Attention to detail
3. Outcome orientation
4. People orientation
5. Team orientation
6. Aggressiveness
7. Stability

Fungsi Budaya Organisasi
1. Membedakan satu organisasi dengan organisasi lain
2. A sense of identity
3. Sebagai komitmen yang harus disepakati secara bersama oleh setiap karyawan
4. Mempertinggi stabilitas dalam masyarakat industri

Budaya organisasi umumnya dirancangkan oleh ketua ataupun bagian pengelolaan personal(misal Biro, Kaderisasi, PSDM, HRD dsj) yang kemudian diwariskan secara periodik namun pada pemegang estafetnya dimungkinkan untuk disesuaikan dengan selera pemegang tampuk saat itu serta kondisi lingkungan dan zaman saat itu. Budaya organisasi dituangkan dalam berbagai bentuk, misalnya(bisa salah satu bisa beberapa wujud berikut)
  • Berupa suatu produk hukum tertulis
  • Berupa suatu produk hukum tidak tertulis
  • Berupa suatu slogan, logo, ataupun jargon
  • Berupa suatu sikap-->dan inilah bentuk nyata dari suatu organisasi
Budaya organisasi dimaksudkan sebagai katalisator yang mengakselarasikan pencapaian target dari organisasi tersebut, ini didasarkan fakta bahwa budaya organisasi menjadi suatu "seragam" yang menimbulkan kebersamaan untuk meraih target dimana keseragaman berpikir juga menjadi kondisi yang mempercepat pencapaian target (dengan tingkat konflik yang rendah).
Budaya organisasi secara tidak langsung juga menjadi sarana untuk mengubah karakter orang yang terlibat di organisasi tersebut agar memiliki karakter sesuai budaya organisasi tersebut, ini jamak dijumpai pada organisasi dengan basis religi, kaderisasi, politik taktis.

Pada organisasi berupa perusahaan budaya organisasi memegang peranan penting dalam penjaminan mutu. Mutu di sini meliputi pelayanan produk dan jasa yang ditentapkan oleh pimpinan memiliki standar tertentu serta pola pelayanan tertentu, misalnya pimpinan bank pusat menuntut agar seluruh cabang di Indonesia melayani dengan senyuman, maka itu akan menjadi suatu budaya yang jika ujung tombak(petugas yang memberi layanan di bank-bank cabang) tidak menerapkannya maka rusaklah budaya organisasi tersebut dan target si pimpinan sekedar bualan slogan. 

Salah satu budaya organisasi yang unik adalah adanya slogan dan logo yang menjadi trademark dan trendmark-nya. Umumnya dua ini dipatenkan. Dan bila kita perhatikan di perusahaan tertentu kantornya memiliki keunikan dengan warna cat-nya merujuk ke pakem tertentu, itu juga tergolong budaya organisasi yang berwujud benda.

Namun pada kenyataannya budaya organisasi juga menadi pangkal permasalahan atas konflik yang terjadi di organisasi, mengapa bisa begitu? Pola pikir manusia yang beragam dimana tiap orang pun pemikirannya dinamis. Dalam perkembangan seseorang dalam organisasi pun pastinya akan mengalami kondisi/titik dimana timbul ketidakcocokan atas budaya organisasi tersebut, misalnya tidak sesuai dengan idealismenya, bisa juga karena merasa budaya organisasi tersebut absurd atau malah hanya pajangan slogan yang membual.

Maka dalam mengarahkan suatu organisasi, jangan ragu untuk menyusun suatu budaya organisasi yang menjadi saran menggapai tujuan(misalnya tertuang dalam visi dan misi) dengan beberapa patokan berikut:
1. Bila budaya itu terbentuk sebelum perekrutan personel maka pikirkan alur orang yang ingin bergabung di organisasi itu bila dia tidak sejalan dengan budaya organisasi itu, karena bisa jadi dia memjadi balancing person tapi bisa juga troublemaker, misalnya ada musisi ingin bergabung dengan sebuah grub band, pasti ditelusuri apakah karakternya cocok atau tidak
2. Bila budaya itu dibentuk pasca perekrutan, maka pertimbangkan apakah orang2 yang sudha terlanjur ada di organisasi itu bisa menerima budaya organisasi itu, misalnya sudah berdiri sebuah kampus yang tidak berseragam, kemudian muncul usulan untuk berseragam maka perlu dipertimbangkan matng-matang bersediakah mahasiswanya berseragam
3. Sosialisasikan, mungkin kita heran dengan adanya suporter waknyad yang suka anarkis, padahal pentolan suporternya selalu menggembor-gemgorkan perdamaian, itu dikarenakan budaya damai yang tidak tersosialisasikan
4. Pemimpin harus memberi contoh nyata dalam penerapan budaya organisasi tersebut, tentunya pemimpin yang menerapkan aturan "tiada toleransi atas keterlambatan" akan terlihat bodoh bila dirinya sering telat.
5. Bila budaya organisasi yang ada adalah warisan (pada organisasi jangka panjang yang kepemimpinannya diestafetkan) maka pastikan sesuai dengan kondisi dan zaman saat ini
6. Jangan ragu mengubah budaya organisasi yang itu dirasa menghambat proses menuju target ataupun pangkal permasalahan SDM.
Dan budaya organisasi memang perlu, dan bisa menjadi patokan apakah pengelolaan organisasi tersebut berjalan baik atau tidak. Barangkali ada yang mau nambahi

Penutup/Kesimpulan

Berdasarkan berbagai uaraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Budaya Organisasi merupakan sistem nilai yang diyakini dan dapat dipelajari, dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus menerus.
Budaya perusahaan sangat penting peranannya dalam mendukungterciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebihspesifik, budaya perusahaan dapat berperan dalam menciptakan jati diri,mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikanpedoman perilaku kerja bagi karyawan.

Daftar Pustaka : Dari Berbagai Sumber

No comments:

Post a Comment